Kawasan Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli Botani Jerman, F. Junghun pada Tahun 1846, ketika sedang mengumpulkan tumbuhan tropis. Pada masa itu kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon sudah mulai dikenal oleh para peneliti. Bahkan perjalanan ke Ujung Kulon ini sempat masuk di dalam jurnal ilimiah beberapa tahun kemudian. Tidak banyak catatan mengenai Ujung Kulon sampai meletusnya gunung krakatau pada tahun 1883. Namun kemudian kedahsyatan letusan Krakatau yang menghasilkan gelombang tsunami setinggi kurang lebih 15 meter, telah memporak-porandakan tidak hanya pemukiman penduduk di Ujung Kulon, tetapi satwaliar dan vegetasi yang ada. Meskipun letusan Krakatau telah menyapu bersih kawasan Ujung Kulon, akan tetapi beberapa tahun kemudian diketahui bahwa ekosistem-vegetasi dan satwaliar di Ujung Kulon tumbuh baik dengan cepat. Terdapat beberapa Pulau yang dapat anda kunjungi disini, salah satunya Pulau Handeuleum merupakan pulau yang kaya akan keanekaragaman jenis mangrove. Di pulau Handeuleum terdapat lokasi yang tenang dengan menawarkan perjalanan melalui sungai untuk menikmati aneka tipe hutan, jenis-jenis satwa liar serta daerah berawa-rawa. Kegiatan wisata di pulau Handeuleum dapat dinikmati dengan wisata canoing menyusuri sungai Cigenter ditengah hutan mangrove dengan kicauan burung menambah keindahan dan kealamian, di hulu sungai terdapat pemandangan air terjun Cigenter.